BAHAYA SEKS BEBAS
PADA REMAJA
Salah satu masalah sosial yang sudah
mengglobal saat ini adalah masalah seks bebas yang banyak terjadi pada kalangan
remaja. Banyak dari mereka yang masuk ke lembah hitam tanpa mereka sadari.
Adanya dorongan seksual yang mempunyai arti kecenderungan biologis untuk
mencari tanggapan seksual dan tanggapan yang berbau seksual dari orang lain,
biasanya dari lawan jenis muncul pada awal remaja dan tetap bertahan kuat
sepanjang hidup. Ada perbedaan pendapat tentang apakah dorongan seks dibawa
dari lahir atau dipelajari. Menurut beberapa sarjana yang mempertanyakan apakah
ada suatu dorongan seks bawaan, menegaskan bahwa impuls kita untuk mencari
pasangan seks dan menggunakan organ seks merupakan hasil dari belajar sosial.
Akan tetapi, karena bersifat universal dan terdapat pada semua manusia,
kebanyakan ahli mengganggap bahwa dorongan seks manusia adalah warisan
biologis. (Paul Horton, 1987:147). Namun demikian, banyak dari mereka
menyalahgunakan adanya dorongan seksual sehingga terjadi masalah masalah,
diantaranya seks bebas. Lantas, apa sebenarnya seks bebas itu, apa saja faktor
- faktor yang meyebabkannya, dan bagaimana dampak serta cara penanggulangannya.
Itulah yang akan penyusun ulas dalam makalah ini.
A. PENGERTIAN SEKS
BEBAS
Seks adalah kata yang sangat tidak asing di
telinga kita, tetapi anehnya seringkali kita merasa tabu dan agak malu-malu
jika menyinggungnya. Nah, kemudian agar kita dapat membicarakan dan
mendiskusikannya dengan bebas terbuka, maka para ahli bahasa dan ilmuwan pun
membuat seks ini menjadi ilmiah dengan menambahkan akhiran “-tas” dan “-logi”
menjadi “seksualitas” dan “seksologi”, sehingga jadilah seksualitas adalah
untuk dibahas dan didiskusikan, seksologi adalah untuk ditulis secara ilmiah,
dan seks adalah untuk dialami dan ‘dinikmati’.
Di
dalam kamus, seks sebenarnya mempunyai dua arti, yaitu seks yang berarti jenis
kelamin atau gender, dan seks yang berarti senggama atau melakukan aktivitas
seksual, yaitu hubungan penyatuan antara dua individu dalam konteks gender di
atas.
Hampir
masyarakat berpendapat bahwa perlu adanya pengaturan penyelenggaraan hubungan
seks. Sebab, dorongan seks itu begitu besar pengaruhnya terhadap manusia
seperti nyala api yang berkobar. Api itu bisa bermanfaat bagi manusia, akan
tetapi dapat menghancurkan peradaban manusiawi. Demikian pula dengan seks, bisa membangun kepribadian seseorang, akan tetapi juga bisa
menghancurkan sifat-sifat kemanusiaan. (Kartini Kartono,1981:22)
Variasi
dari pengaturan dari penyelenggaraan seks bisa kita lihat pada tradisi-tradisi
seksual pada bangsa-bangsa primitif di bagian-bagian dunia. Dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta komunikasi
terjadilah banyak perubahan sosial yang serba cepat pada hampir semua
kebudayaan manusia. Perubahan sosial tersebut mempengaruhi kebiasaan hidup
manusia, sekaligus juga mempengaruhi pola-pola seks yang konvensional. Maka
pelaksanaan seks itu banyak dipengaruhi oleh penyebab dari perubahan sosial,
antara lain oleh : urbanisasi, mekanisasi, alat kontrasepsi lamanya pendidikan,
demokratisasi fungsi wanita dalam masyarakat, dan modernisasi. Sebagai efek
samping yang ditimbulkan ada kalanya terjadi proses keluar dari jalur dari
pola-pola seks, yaitu keluar dari jalur-jalur konvensional kebudayaan. Pola
seks dibuat menjadi hyper modern dan radikal, sehingga bertentangan dengan
system regulasi seks yang konvensional, menjadi seks bebas. Sedangkan
pengertian dari seks bebas itu sendiri adalah hubungan seksual yang dilakukan
pra nikah (tanpa menikah), Sering berganti pasangan.
B. FAKTOR PENYEBAB
TERJADINYA SEKS BEBAS
Faktor penyebab seks bebas yang dialami
remaja dapat dikategorikan menjadi 2 faktor, yaitu faktor internal dan
eksternal:
1. Faktor Internal
Faktor
internal atau lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja itu. Keinginan
untuk dimengerti lebih dari orang lain bisa menjadi penyebab remaja melakukan
tindakan penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan diri sendiri atau selalu
meninggikan diri sendiri, jikalau terlalu merendahkan diri sendiri orang remaja
lebih mencari jalan pintas untuk menyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika
saya tidak begini saya bisa dianggap orang lain tidak gaul, tidak mengikuti
perkembangan zaman.
2. Faktor Eksternal
Faktor
Eksternal / faktor dari luar pribadi seseorang remaja. Faktor paling terbesar
memberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja yaitu lingkungan dan
sahabat. Seseorang sahabat yang sering berkumpul bersama dalam satu geng,
otomatis dia akan tertular oleh sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang
dan perhatian orang tua tidak sepenuhnya tercurahkan, membuat seorang anak
tidak betah berada di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang untuk berada di
luar bersama kawan-kawannya. Apalagi keluarga yang kurang harmonis dan
kurangnya komunikasi dengan orang tua dapat menyebabkan seorang anak melakukan
penyimpangan sosial serta seks bebas yang melanggar nilai-nilai dan norma
sosial. Apabila ayah dan ibu mereka yang memiliki kesibukan di luar rumah akan
membuat anak-anak remaja semakin menjadi-jadi, sehingga mereka merasa tidak
diperdulikan lagi.
Selain
faktor internal dan eksternal di atas, ada juga faktor lain yang secara umum
dapat menyebabkan terjadinya seks bebas. Jelas tidak ada faktor tunggal tetapi
jelas bahwa penyebabnya bukan kondom
F
Faktor pertama:
pergaulan
Kita
tahu pergaulan punya pengaruh besar terhadap perilaku kita. Maka jika seseorang
mempunyai lingkungan pergaulan dari kalangan teman-teman yang suka melakukan
seks bebas, maka dia juga bisa terpengaruh dan akhirnya ikut melakukan seks
bebas.
F
Faktor kedua:
pengaruh materi pornografi (film, video, internet dsb)
Jika
seseorang berulang kali mengakses materi pornografi, maka ini bisa mendorong
terjadinya perilaku seks bebas.
F
Faktor
ketiga: pengaruh obat/narkoba dan alkohol
Seseorang
yang bebas dari pengaruh narkoba dan alkohol bisa berfikir jernih dan ini
mencegah dia melakukan perilaku berisiko. Dalam keadaan dipengaruhi oleh
narkoba dan alkohol, maka pemikiran jernih bisa menurun dan ini bisa mendorong
terjadinya perilaku seks bebas.
F
Faktor keempat:
kualitas hubungan suami-isteri (buat yang sudah menikah).
Jika
ada masalah dalam hubungan suami-isteri, maka ini bisa mendorong yang
bersangkutan melakukan hubungan seks bebas.
Jadi
kombinasi dari sejumlah faktor diataslah yang merupakan penyebab seks bebas dan
bukan kondom. Jadi untuk mereka yang khawatir bahwa kondom akan mendorong seks
bebas, marilah merenungkan kembali hal ini dengan jernih dan bijaksana. Adalah
sangat kecil kemungkinannya bahwa hanya gara-gara tahu tentang kondom atau
menerima pembagian kondom gratis maka seseorang mendadak lalu jadi berani jajan
seks atau melakukan hubungan seks berisiko.
C. DAMPAK SEKS BEBAS
Ada dua dampak yang ditimbulkan dari perilaku
seks di kalangan remaja yaitu kehamilan dan penyakit menular seksual. Seperti
kita ketahui bahwa banyak dampak buruk dari seks bebas dan cenderung bersifat
negatif seperti halnya, kumpul kebo, seks bebas dapat berakibat fatal bagi
kesehatan kita. Tidak kurang dari belasan ribu remaja yang sudah terjerumus
dalam seks bebas. Para remaja seks bebas cenderung akibat kurang ekonomi.
Seks
bebas dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar dan salah pilihnya
seseorang terhadap lingkungan tempatnya bergaul. Saat-saat ini di kota besar
sering terjadi razia di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotik dan tempat
berkumpul para remaja lainnya dan yang paling sering tertangkap adalah
anak-anak remaja. Seks bebas sangat berdampak buruk bagi para remaja, dampak
dari seks bebas adalah hamil di luar nikah, aborsi, dapat mencorengkan nama
baik orang tua, diri sendiri, guru serta nama baik sekolah. Padahal seks bebas
bukanlah segalanya, dimana mereka hanya mendapat kenikmatan semata, sedang
mereka tidak memikirkan akibat yang harus mereka tanggung seumur hidup. Hal ini
jelas sangat berbahaya bagi remaja yang terjerumus di dalam seks bebas.
Bayangkan saja jika seluruh remaja ada di Indonesia terjerumus dalam seks
bebas, apa jadinya nasib bangsa kita ini jika remaja yang ada tidak memiliki
kemampuan berfikir dan fisik yang baik, tentunya pembangunan tidak akan
berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Berikut beberapa bahaya utama akibat seks pranikah dan
seks bebas:
a) Menciptakan kenangan buruk. Apabila seseorang terbukti telah
melakukan seks pranikah atau seks bebas maka secara moral pelaku dihantui rasa
bersalah yang berlarut-larut. Keluarga besar pelaku pun turut menanggung malu
sehingga menjadi beban mental yang berat.
b) Mengakibatkan kehamilan. Hubungan seks satu kali saja bisa
mengakibatkan kehamilan bila dilakukan pada masa subur. kehamilan yang terjadi
akibat seks bebas menjadi beban mental yang luar biasa. Kehamilan yang dianggap
“Kecelakaan” ini mengakibatkan kesusahan dan malapetaka bagi pelaku bahkan
keturunannya.
c) Menggugurkan Kandungan (aborsi) dan pembunuhan bayi. Aborsi
merupakan tindakan medis yang ilegal dan melanggar hukum. Aborsi mengakibatkan
kemandulan bahkan Kanker Rahim. Menggugurkan kandungan dengan cara aborsi tidak
aman, karena dapat mengakibatkan kematian.
d) Penyebaran Penyakit. Penyakit kelamin akan menular melalui pasangan
dan bahkan keturunannya. Penyebarannya melalui seks bebas dengan bergonta-ganti
pasangan. Hubungan seks satu kali saja dapat menularkan penyakit bila dilakukan
dengan orang yang tertular salah satu penyakit kelamin. Salah satu virus yang
bisa ditularkan melalui hubungan seks adalah virus HIV.
e) Timbul rasa ketagihan.
f) kehamilan terjadi jika terjadi pertemuan sel telur pihak wanita dan
spermatozoa pihak pria. Dan hal itu biasanya didahului oleh hubungan seks.
Kehamilan pada remaja sering disebabkan ketidaktahuan dan tidak sadarnya remaja
terhadap proses kehamilan.
Bahaya kehamilan pada remaja:
1. Hancurnya masa depan
remaja tersebut.
2. Remaja wanita yang
terlanjur hamil akan mengalami kesulitan selama kehamilan karena jiwa dan
fisiknya belum siap.
3. Pasangan pengantin
remaja, sebagian besar diakhiri oleh perceraian (umumnya karena terpaksa kawin
karena nafsu, bukan karena cinta).
4. Pasangan pengantin
remaja sering menjadi cemoohan lingkungan sekitarnya.
5. Remaja wanita yang
berusaha menggugurkan kandungan pada tenaga non medis (dukun, tenaga
tradisional) sering mengalami kematian strategis.
6. Pengguguran
kandungan oleh tenaga medis dilarang oleh undang-undang, kecuali indikasi medis
(misalnya si ibu sakit jantung berat, sehingga kalau ia meneruskan kehamilan
dapat timbul kematian). Baik yang meminta, pelakunya maupun yang mengantar
dapat dihukum.
7. Bayi yang dilahirkan
dari perkawinan remaja, sering mengalami gangguan kejiwaan saat ia dewasa.
D. CARA PENANGGULANGAN
SEKS BEBAS
Seperti
yang telah kita bahas di atas bahwa sesungguhnya memang kurang kesadaran baik
dari remaja itu sendiri maupun orang tua. Hendaklah orang tua memperhatikan
anak-anaknya tetapi orang tua jangan terlalu mamanjakan anak mereka, karena
bisa mengakibatkan dampak buruk baginya karena dia sudah terbiasa dengan
hal-hal yang enak-enak. Tetapi orang tua juga harus memperhatikan anak-anaknya
dengan mengarahkan ke hal-hal yang positif dengan cara mendukung bakat yang
dimiliki oleh anak tersebut, agar dapat berguna dan berkembang. Tetapi seorang
anak juga jangan terlalu egois dalam memaksakan kehendak.
Bagi
para lembaga sosial harus bisa merangkul para remaja untuk masuk dalam suatu
organisasi dengan mengikuti berbagai kegiatan, dengan begitu seorang remaja
akan terarah pikirannya dengan baik. Mendukung segala bakat-bakat anak remaja
agar mereka tidak melakukan hal-hal yang menyimpang. Tidak terlalu memaksakan
seorang dalam berbagai tindakan karena akan membuat tempramen seorang anak suka
emosional. Didiklah anak-anak dengan cara yang lambat agar mereka tidak selalu
membangkan segala suruhan atau perintah para orang tua.
1)
Pencegahan Menurut
Agama
a.
Memisahkan tempat tidur anak.
b.
Meminta izin ketika memasuki kamar tidur orang tua.
c.
Mengajarkan adab memandang lawan jenis.
d.
Larangan menyebarkan rahasia suami-istri.
2)
Pencegahan Seks Bebas
dalam Keluarga
Faktor
keluarga sangat menentukan dalam masalah pendidikan seks sehingga prilaku seks
bebas dapat dihindari. Waktu pemberian materi pendidikan seks dimulai pada saat
anak sadar mulai seks. Bahkan bila seorang bayi mulai dapat diberikan
pendidikan seks, agar ia mulai dapat memberikan mana cirri-laki-laki dan mana
ciri perempuan. Bisa juga diberikan saat anak mulai bertanya-tanya pada orang
tuanya tentang bagaimana bayi lahir. Peran orang tua sangat penting untuk
memberikan pendidikan seks pada usia dini.
a.
Keluarga harus mengerti tentang permasalahan seks, sebelum menjelaskan kepada
anak-anak mereka.
b.
Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu mengarahkan anak
perempuan dalam menjelaskan masalah seks.
c.
Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan perempuan di ruang
yang sama.
d.
Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks, gunakan
kata-kata yang sopan.
e.
Meyakinkan kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka adalah teman yang baik.
f.
Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan menyibukkan mereka
dengan berbagai aktivitas.
g.
Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat karena itu
merupakan sesuata yang paling berharga.
h.
Membangun sikap saling percaya antara orang tua dan anak.
Digunakan
upaya pencegahan atau penangkalan perilaku menyimpang dan upaya kuratif yaitu
pengobatan dan penyembuhan. Agar perilaku seks bebas pada remaja dapat ditekan
seminim mungkin, perlu dilakukan pencegahan yang baik dari lingkup keluarga,
pemerintah dan masyarakat. Adanya komunikasi yang efektif di dalam keluarga
antara orang tua dan anak mengenai pemahaman nilai-nilai moral dan etika
sekaligus memberikan pengertian mangenai pendidikan seks kepada anak-anaknya
sesuai dengan tingkat umurnya.